Selasa, 06 Oktober 2015

KESENIAN BETAWI LENONG



KESENIAN BETAWI LENONG DENES


TUTUR KRISHANDOJO atau yang lebih sering dikenal TUTUR DENES, dia adalah seniman pelestari tonil betawi LENONG DENESdi kota Jakarta, yang telah berjuang untuk melestarikan tradisi dan seni budaya betawi.













INI PROFILE LENGKAP TENTANG PIMPINAN KAMI :

Nama Lengkap                 : Tutur Krishandojo,  S.Pd
Nama Panggilan               : Tutur Denes    
Tempat tanggal lahir        : Jakarta, 29 Mei 1968
Agama                              : Islam
Pekerjaan                          : Guru Honorer
Nama Grup Kesenian       : Grup Seni Tradisi Betawi KEMBANG BATAVIA
No HP.                              : 085752452608, 085778631902
Email                                 : tuturkrishandojo@gmail.com
Akun FB.                           : Tutur Denes
Alamat                               : Jl. Kampung Beting, Kelurahan Tugu Utara no 37 Jakarta Utara.


Pusat Pelatihan (Workshop)   : Balai Latihan Kesenian Jakarta Utara (samping kantor walikota Jakarta Utara)

Jenis kegiatan                  :
                                             1. Lenong Denes
                                             2. Lenong Jago
                                             3. Tari Betawi dan kreasi
                                             4. Marawis
                                             5. Palang Pintu
                                             6. Gambang Kromong
                                             7. Keroncong Betawi
                                             8. Ondel-ondel



Sekilas tentang seni tradisi Betawi LENONG dari KEMBANG BATAVIA
  

LENONG JAGO/PREMAN
Adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta/suku Betawi. Kesenian tradisional ini diiringi musik Gambang Kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Lakon lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah Bahasa Melayu (atau kini Bahasa Indonesia) yang telah mendapat serapan menjadi bahasa percakapan orang Betawi.
Lenong jago/preman berkembang sejak akhir abad ke-19, atau awal-awal abad ke-20. Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat Betawi atas kesenian serupa seperti “Komedi Bangsawan” dan “Teater Stambul” yang sudah ada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun 1920.
Lakon-lakon lenong berkembang dari lawakan-lawakan tanpa plot cerita yang dirangkai-rangkai hingga menjadi pertunjukan semalam suntuk dengan lakon panjang dan utuh.
Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintaan pelanggan dalam acara-acara di panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung.
Setelah sempat mengalami masa sulit, pada tahun 1970 kesenian lenong yang dimodifikasi mulai dipertunjukkan secara rutin di panggung Taman Ismail Marzuki Jakarta. Selain menggunakan unsur teater modern dalam plot dan tata panggungnya, lenong yang direvitalisasi tersebut menjadi berdurasi dua atau tiga jam dan tidak lagi semalam suntuk.
Selanjutnya, lenong jago/preman juga menjadi populer lewat pertunjukan melalui televisi, yaitu yang ditayangkan oleh TVRI mulai tahun 1970-an. Beberapa seniman lenong yang menjadi terkenal sejak saat itu misalnya adalah H.Bokir, H.Nasir, Mpok Siti, danAnen.
Biasanya kisah yang dilakonkan dalam lenong preman misalnya adalah kisah rakyat yang ditindas oleh tuan tanah dengan pemungutan pajak dan munculnya tokoh pendekar taat beribadah yang membela rakyat dan melawan si tuan tanah jahat.
Dan busana yang dikenakan dalam lenong jago/preman ini tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, saya selaku pelaku seni tradisi Betawi sering sekali menampilkan grup kami KEMBANG BATAVIA dalam acara pentas-pentas lenong jago/preman.

LENONG DENES/OPERA LENONG
  

Lenong Denes/Opera Lenong adalah sandiwara tradisi kaum Betawi yang umurnya lebih tua dari lenong jago/preman. Dia sudah hidup dan berkembang sejak tahun 1800an di tanah Melayu. Bahkan ada sebagian para peneliti mengatakan, masuknya jenis tontonan sandiwara Betawi ini sudah mulai dimainkan dan diperkenalkan oleh orang-orang Melayu yang menetap di Sunda-Kelapa di masa Pangeran Jayakarta sekitar tahun 1600an. Sebab menurut para ahli tersebut mengatakan bahwa Pangeran Jayakarta adalah seorang Panglima dari kerajaan Pasai (Bangsa Melayu).
Bentuk tontonan lenong denes sangat berbeda dengan bentuk tontonan lenong jago/preman yang sering masyarakat kenal. Jika lenong jago/preman lebih mengutamakan banyolan/lawakan serta kisah sehari-hari, maka lenong denes ini/opera lenong lebih menekankan kepada tuntunan dan petuah-petuah bijak yang dirangkai atau diangkat dari cerita-cerita kebangsawanan dengan menggunakan bahasa Betawi Ningrat atau bahasa melayu tinggi. Begitu juga dengan kostum yang digunakan sangat berbeda dengan kostum lenong jago/preman. Jika lenong jago/preman menggunakan kostum sehari-hari (karena mengangkat kisah sehari-hari), maka kalau lenong denes/opera lenong menggunakan kostum resmi kebangsawanan(dinas) yang sangat glamour yang memang sering digunakan oleh para bangsawan Melayu.
 Jenis sandiwara tradisi ini dahulu orang Betawi sering menyebutnya “Dermuluk” artinya, lakon yang selalu menyuguhkan kisah-kisah Abdul Muluk (1001 Malam). Kalau di negeri Melayu sendiri orang menyebutnya “Badulmuluk”.
Dalam sisi pemakaian alat musik, lenong denes/opera lenong ini tak berbeda dengan lenong jago/preman. Sama-sama menggunakan gambang-kromong sebagai musik pengiring pertunjukan, namun jenis lenong ini alat musik gambang kromong lebih sebagai pengiring lagu yang akan ternyanyikan oleh para pemain di saat adegan berlangsung sebagai pengganti dialog cerita. Sementara kalau lenong jago/preman musik gambang kromong lebih kepada ilustrasi adegan dan pengantar pergantian babak.
Memainkan sandiwara tradisi Betawi lenong denes/opera lenong ini lebih sulit ketimbang kita memainkan lenong/jago preman, karena di dalam lenong denes/opera lenong selain menggunakan improvisasi dialogh dengan bahasa Melayu tinggi dengan pengungkapan dialogh diubah menjadi nyanyian, kostum yang glamour (dinas/denes), juga alur cerita dan plot yang lebih menekankan dramaturgi barat (Eropa).  Oleh karena itulah tak heran jenis sandiwara tradisi ini sempat punah di tanah Betawi (DKI Jakarta) sejak tahun 1920 dimana seniman tradisi saat itu lebih mudah dan hemat biaya untuk memainkan dan mengembangkan lenong jago/preman. Dan di tahun itu pulalah lenong jago/preman mulai berkembang.
Nah, saya selaku putra Betawi telah menghidupkan kembali Lenong Denes ini dengan sebuah grup KEMBANG BATAVIA Lenong Denes agar kaum Betawi atau pemerintah DKI Jakarta dapat menginventarisirnya kembali sebagai khasanah kekayaan seni budaya Betawi di DKI Jakarta yang telah hilang dari kepunahannya.

Para artis KEMBANG BATAVIA

Iwan Bule



Syuting “Mak Ijah Mao Ke Mekkah”


Wakwaw..

 



 


Emak Kartini


Mak Kartini dan Mak Juki (Para Pencari Tuhan)



Emak Kartini di lokasi Syuting

 
Slamet



Slamet dan iwan Bule, dan anggota lain..



Mak Juki (Deliana Siahaan), Sinetron Para Pencari Tuhan


Iwan Bule & Bang Nacink




















Tari Kreasi dan tradisi oleh grup KEMBANG BATAVIA


Gambang Kromong dari grup KEMBANG BATAVIA


Tanjidor dari grup KEMBANG BATAVIA


Keroncong Betawi dari grup KEMBANG BATAVIA

 

Grup Palang Pintu Kembang Batavia


Mau tahu bagaimana latihan untuk pementasan lenong denes .. ?? 
ikutin terus ya blog kita dan kalau penasaran datangi latihan kami setiap hari rabu dan sabtu jam 3 sore di GRJU tepatnya di BLK .. :)
Mau tahu lebih lanjut hubungi contac person dibawah.. Okehh :)

Email                   : Kembang.batavia@yahoo.co.id 
contac person   : 085752452608/-pimpinan Bang Tutur Denes

DAN BILA ANDA TERTARIK DENGAN KESENIAN BETAWI LENONG DENES KAMI SIAP UNTUK DITANGGAP DIACARA-ACARA ANDA.